Selasa, 13 Mei 2014

GEJALA KLINIS

Penyakit pencernaan menjadi perhatian dalam industri peternakan khususnya unggas, karena dapat menurunkan produktivitas, meningkatkan angka kematian dan menyebabkan kontaminasi produk peternakan untuk konsumsi manusia. Sehingga perlu adanya pengembangan imbuhan pakan untuk unggas (Immuno-chick) yang ditujukan untuk meningkatkan performa dan imunitas ternak. 
     Peternak unggas umumnya mengalami kendala dalam hal penyakit. Penyakit yang sering menyerang adalah pullorum. Penyakit pullorum adalah penyakit unggas yang ditularkan melalui telur, terutama pada ayam dan kalkun yang ditandai dengan berak putih dan kematian tinggi pada unggas muda, dan dapat menyebar secara vertikal melalui trans ovari dan secara horizontal melalui pakan, air, dan mesin tetas yang terkontaminasi agen penyakit. Penyakit ini dapat menyebar dari ayam yang satu ke ayam yang lain. Penularan penyakit ini kadang - kadang dihubungkan dengan kanibalisme ( Poernomo, 2004 ).
      Penyakit pullorum merupakan penyakit unggas yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella pullorum. Penyakit pullorum dapat menyebabkan kematian jika menyerang unggas muda pada umur 3 minggu atau kurang dengan tingkat mortalitas antara 20–80% (PORTER, 1998; PURNOMO, 2004). S. pullorum adalah bakteri gram negatif yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh unggas (immuno-suppression) dan dapat menyebabkan kematian ayam pedaging sampai 80-100%. (SHIVAPRASAD, 2003; MCMULLIN, 2004). Gejala klinis infeksi S. pullorum pada unggas ditandai dengan adanya ekskreta yang  berwarna putih, dehidrasi dan unggas terlihat lemas. Seperti pada gambar. 


   Salmonella pullorum bisa tahan berbulan-bulan bahkan beberapa tahun pada suhu sedang dan kondisi yang bagus tetapi mudah dimusnahkan dengan mempergunakan desinfektan biasa dan mati oleh formaldehida yang dipakai untuk fumigasi pada mesin penetas ( Poernomo,2004 ). Pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri patogen mulai dihindari karena efek negatif yang ditimbulkan. Penggunaan antibiotik pada pakan terbukti dapat menyebabkan resistensi bakteri patogen (Khachatryan, 2006 ) dan berpeluang terjadinya transmisi materi bakteri patogen dari unggas ke manusia ( Van Den Bogaard, 2001 ). Selain dapat menyebabkan resistensi, residu antibiotika juga dapat menimbulkan alergi, dan kemungkinan keracunan. Timbulnya bakteri yang resistensi tersebut disebabkan oleh pemakaian antibiotika yang tidak tepat dan tidak wajar baik dalam memilih jenis antibiotika maupun dosis serta lama pemakaian. Namun dengan perkembangan jaman, peternak semakin banyak menggunakan antibiotik berbahaya sebagai obat. Untuk itu perlu adanya supplement dari bahan alami untuk mengurangi penggunaan antibiotik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar